RARAMA BE BYE DI BIAK !
RARAMA BE BYE! Artinya, SELAMAT DATANG DI BIAK!
Kebayang ngga Biak itu ada di sebelah mana? Yes right ada di Papua, bukan di Sumatera, posisinya tepat di sebelah kanannya kepala burung Papua. Kalian ga bakalan ketemuin Biak kalo ngubek - ngubek peta mainland Papua, jadi jangan sampe kecele. Selama periode berlakunya SJ Travel Pass, Biak inilah destinasi terbanyak yang gw kunjungi, sampe 4X dalam setaun dan pengeen banget balik lagi ke sini. Setelah kurang lebih 6 jam pernerbangan malam dengan rute transit di Makasar, mendaratlah gw dan mba Petty - kolega nan receh di Sarihusada - pagi buta di bandar udara Frans Kaisiepo Biak. Dari bandara, kami diantarkan oleh ojek menuju Padaido Hotel yang bersahaja sebelum melanjutkan perjalanan kami ngubek - ngubek keindahan Biak.
Buat gw secara personal, kota ini punya kenangan manis tersendiri dibandingkan dengan kota-kota besar di Papua lainnya. Kota paling lengang, tenang tapi banyak banget keindahan yang gak boleh di lewatkan. Kalo kalian memperhatikan dengan seksama, kota Biak ini ampun deh bersihnya karena penduduk setempat rajin banget nyapuin sampah di tepi jalan dan secara sadar ngga mau buang sampah sembarangan. Bahkan untuk urusan berlalu lintas, sumpah gw sih angkat topi. Ngga ada yang nekad nerobos lampu merah sekalipun kondisi jalanan lengang dan tanpa polisi lalu lintas. Kota Biak relatif aman sekalipun dulu mungkin sempet heboh dengan gelar Biak sarangnya OPM. Tapi percaya sama gw, tempat ini adalah surga untuk para pencari ketenangan yang pengen disconnect dari pusingnya kota metropolitan. Penduduknya juga ramah ramah. Cuma di Biak senyum pepsodent gw mengembang sepanjang hari menyapa Pace, Mace, Oma Opa, Adik Kakak yang gw temui di sepanjang jalan. Duh, gw sih fix jatuh cintrong dalem - dalem sama mutiara biru Papua ini.
Jalan menuju Pasar Ikan Biak yang lengang tapi bersih |
BIAK, PULAU KARANG STRATEGIS LONCATAN SEKUTU
Waktu Perang Dunia ke dua berkecamuk, posisi geografis pulau karang ini dianggep strategis baik oleh pihak Jepang maupun Sekutu. Waktu Jepang udah mulai terdesak di Pasifik, Biak dijadikan salah satu batu loncatan oleh sekutu untuk merebut kembali kemenangan di Pasifik. Di Biak, bisa ditemukan dua lokasi penguburan tentara Jepang yang gugur waktu mereka dibombardir abis sama pasukan Jendral Mc Arthur. Pertama adalah Gua Jepang yang sekarang sudah ditandai dengan Monumen Perang Dunia di Mokmer dan satu lagi Gua Jepang Binsari yang berlokasi kurang lebih 30 menit berkendara dari pusat kota Biak.
Monumen Perang Dunia Ke II di Desa Paray-Mokmer didirikan dengan bantuan dana dari Pemerintah Jepang. Lokasi ini dijaga secara swadaya oleh masyarakat karena (menurut yang jaga - mace tatoan yang bikin gw deg degan ketika mau masuk) dana dari Pemerintah Biak dan Jepang udah jarang banget disuplai untuk perawatan situs ini. Walhasil pengunjung ditarik bayaran masuk. Karena gw datengnya barengan dengan warga lokal, jadi kami hanya ditarik bayaran Rp. 10K per orang. Di belakang monumen ini, ada lemari lemari besi yang berisi tulang belulang dan memorial tentara Jepang yang berhasil di identifikasi. Pengunjung boleh masuk untuk memberikan penghormatan terakhir dan melihat-lihat ke dalam. Gw ngga berani untuk masuk, sumpeh keder banget karena seketika leher gw tegang dan kepala gw berasa ringan karena auranya mistis banget jadi agak susah untuk fokus.
Di belakang monumen ini tersimpan lorong dengan tulang belulang serdadu Jepang |
Traktat memorial kekejaman perang |
1. Datenglah dengan orang setempat - dalam hal ini orang asli Biak. Kalo ngga, bakalan digetok Rp, 75K untuk sumbangan kunjungan soalnya temen gw yang berkunjung ke sini ngalamin hal ini.
2. Bersikap sopan dan jangan berisik di sini. Hormati tempatnya karena ini tempat bersejarah bagi sodara kita orang Jepang.
2. Bersikap sopan dan jangan berisik di sini. Hormati tempatnya karena ini tempat bersejarah bagi sodara kita orang Jepang.
3. Berfoto dengan santun. Plis deh, ini memorial park, masa iya kita manjat - kayang - sikap lilin - bahkan koprol di mari. Ngga banget deh.
Lokasi kedua adalah Museum Mini dan Gua Jepang Binsari yang terletak hanya 30 menit dari Padaido Hotel tempat kami menginap. Menyatu dengan museum mini yang menyimpan bekas selongsong misil, peluru, meriam, botol-botol minuman bahkan rongsokan pesawat dan jeep sisa Perang Dunia Kedua yang berhasil diselamatkan. Retribusi masuk masih Rp. 10K per orang. Dari kumpulan memorabilia PD II di dalam ruangan, kami mundur ke belakang menjenguk Goa Binsari yang merupakan kuburan hidup - hidup 3.000 tentara Jepang yang di bom oleh sekutu. Kondisi gua yang dalam dan ternyata setelah kami telusuri, gua ini tembus ke arah jalan raya utama Biak. Ngga heran dijadikan lokasi persembunyian dan pertahanan Jepang karena lokasinya yang strategis. Gua ini hancur dan menyisakan lubang dalam yang gelap tertutup rimbunnya pohon pohon tua dan suluran akar liar. Turun ke dalam gua ini cukup bikin napas ngos ngosan. Kelembaban tinggi bikin lumut lumut bermunculan dan jalanan menjadi licin. Sekalipun tangga menuju dasar gua sudah diperbaharui, kudu waspada ketika turun. Kepleset lalu encok kan ya ndak keren banget.
Ekskavasi sudah dilakukan kerjasama pemerintah Jepang dan Indonesia untuk mengembalikan tulang belulang para korban kembali ke Jepang. Di bagian depan Musium mini, kalian bisa menemukan rumah kecil yang masih berisi tulang belulang dan tengkorak tentara Jepang. Sepanjang jalan menuju gua pun, terdapat makam batu yang didirikan oleh keluarga mendiang dari Jepang. Buat gw yang suka merinding disko, aura mistis dan gelap di tempat ini lumayan kuat. Saran gw, datang ke sini lebih baik di atas jam 10.00 pagi dan sebelum jam 15.00 sore supaya dapat menikmati keseluruhan tempat ini dengan tenang dan ngga pake deg degan takut terpeleset.
Bagian depan Museum Mini & Goa Binsari |
Sisa - sisa misil dan peralatan perang di Biak |
Di sini gw belajar perang adalah tindakan bodoh atas nama kemanusiaan. Di tanah indah, biru ijo royo royo ini sekian ribu orang meregang nyawa sia sia dan darah tertumpah demi kekuasaan. Salam rindu dari aku yang ga bisa move on dari indahnya Biak, Bila Ingat Akan Kembali. Hmm bukan lagii..
smi
kunjungan pertama ke Biak.
Komentar
Posting Komentar
Hai terimakasih udah blogwalking ke sini. Let me know your opinion here. Cheers :)