Boring Lyfe Crisis
Januari 2022 udah diujung, hari ini tanggal 31 Januari 2022 dan gilda fitria (read : gila bener) pandemi bentar lagi ulang tahun masuk tahun ke dua.
Congratulation, damn hell COVID! Maret 2020 sekarang udah mau Maret 2022 dan gw masih merasa hidup gw jalan di tempat.
Sorry it is not about job, sebagaimana yang dikhawatirkan rang orang. Untungnya, gw terbiasa mengelola keuangan gw dengan cukup baik & gak konsumtif.
Gw mengambil keputusan besar nan bulad macem tahu bulat tengah tahun 2021 kemarin di tengah pandemi dan banyak ketidakpastian.
I RESIGNED, TOOK SABBATICAL LEAVE, for the sake of sanity - dari pekerjaan yang begitu gw cintai, as a brand owner.
Berhenti bekerja sementara setelah sempet hampir kolaps karena GERD parah, over work, apes bener dapet GM yang kelakuannya macem setan (meskipun I loved to work at Super Indo, team yang fun lucu lucu dan Pak JB, our coolest yet inspiring leader - sebenernya) dan over burn out, yang menyadarkan gw bahwasanya bekerja cuma sekian persen dari kehidupan.
Kram otak, cape badan dan cape hati akhirnya bikin gw sadar bahwa cuan lyfe sebenernya ya sudah secukupnya saja. Pengalaman bekerja yang buruk di LSI bikin gw menerapkan prinsip hidup baru berasaskan bible yang banyak benernya : hiduplah dengan damai sejahtera.
Jadi gw revisi objektif idup yang dicanangkan 2020, mengganti "kecuanan yang maha esa" dengan "live in peace and prosperity".
Hidup dengan damai sejahtera, sepertinya lebih menyenangkan. Damai dulu, sisanya mengikuti.
Bukan soal work life balance, tapi ke gimana caranya semua yang dilakukan dalam hidup itu jadi meaningful, ada gunanya. Bukan cuma buat kerja kerja kerjaaa terus malah nyikat orang-orang macem bos gw yang kek wanita iblis. Just broke my heart beneran deh.
Sayangnya bukan hidup settle down yang gw pikirin. Damn, it is like mid life crisis ahahahaha...
Gw udah coba beberapa style :
Adventurous - udah dan akan berlanjut. Maap MTMA, minggir plis.
Career over everything - done, but sayangnya gw ga bercita cita jadi managing director. Segini aja udah cukup kok. Mo kemana sih emangnya, kawand?
Catching cuan - done. Tolong dicatat bahwa gaji gede itu relatif ya. Buat gw yang spendingnya minimalis dan fungsional banget ini, bisa menabung hampir 80% gaji bulanan (setelah dikurangi cicilan rumah + monthly needs + support rumah), itu gw anggap gedee banget. Gaji boleh nambah, spending masih secukupnya aja. Untungnya gw udah dibiasain "idup secukupnya" mode ama bokap gw & tidak ada yang berubah. Selama kebutuhan dasar terpenuhi, bisa makan bakmi bintang gading pake babi garing tiap weekend dan bisa diving 2x setaun, buat gw : lebih dari cukup.
Rejecting bigger cuan - gw dengan berat hati menolak pinangan Sari Roti untuk pindah, meskipun dengan turun grade jadi BM tetapi offeringnya bagusssss banget dah kayak offeringnya MM kali. Apalah arti sebuwah nama & jabatan ? Tapi abis ngecek bahwasanya VP Marketingnya orang gila, gw mengingat lagi perjuangan gw buat narik napas dengan kondisi paru-paru sakit banget macem abis kepentok meja di UGD kemarin. Dengan selow gw drop offeringnya, dan gak ngerti bagaimana : tanpa penyesalan.
Keputusan gila semua - yang mana gak bakalan experiencing bisa turn around jungkir balik kek gini kalo gw dah punya anak. Gile, dikasi makan apeeeuuu?? Batu bata?
Dengan agak tarik rem sedikit, pikiran gw bisa lebih bersih, gw bisa mengurai masalah psikologis gw dengan lebih fokus (gak bisa multi tasking kalo yang satu ini).
Gw pengen sibuk lagi, bikin diri gw sendiri berguna. Tapi gw masih menimbang-nimbang mau sibuk dengan cara yang bagaimana?
Ngantor lagikah? di Jakarta?
Pindah ke Bali kah ambil offering Balimoon?
Atau memulai bisnis sendiri? Yang gw pun belom kepikiran bentuknya apa, idenya apa dan mau ngapain?
Gw tiap malam tetep berdoa sebelum tidur : Tuhan, kalau boleh memohon tunjukkan saya jalan menuju "damai sejahtera" yang Tuhan sudah gariskan buat saya. Apapun bentuknya saya serahkan sama Tuhan. I will follow Your rules.
The end, gw berharap ditunjukkan jalan sama Tuhan, gw kudu kemana abis ini? Karena keknya hampir semua check list semangat empat lima gw sejak 10 tahun yang lalu, ya kebanyakan sudah dicentang.
Abis ini ngapain Tuhan ?
Kasi tau jalannya - supaya hidup saya yang gak seberapa ini gak sia - sia, ada artinya, bisa bantuin orang.
Bantu saya, supaya saya bisa melepaskan dan memaafkan yang saya benci, bantu saya mengikhlaskan hal - hal yang pernah saya sesali.
Berkati saya, supaya meskipun hidup saya cuma secuil, tapi saya bisa bawa damai sejahtera buat saya sendiri dan orang - orang di dekat saya.
Mari nyanyikan Pelengkap Kidung Jemaat 241 : I Know Who Holds Tomorrow! Hobah!
I don't know suka sekali dengan lagunya madam Ira F. Stanphill ini sejak dulu kala.
I Know Who Holds Tomorrow (Stanphill, 1950)
I don't know about tomorrow
I just live for day to day
I don't borrow from the sunshine
For it's skies may turn to gray
I don't worry o'er the future
For I know what Jesus said
And today I'll walk beside Him
For He knows what lies ahead
Many things about tomorrow
I don't seem to understand
But I know who holds tomorrow
And I know who holds my hand
Ev'ry step is getting brighter
As the golden stairs I climb
Ev'ry burden's getting lighter
Ev'ry cloud is silver lined
There the sun is always shining
There no tear will dim the eye
At the ending of the rainbow
Where the mountains touch the sky
Many things about tomorrow
I don't seem to understand
But I know who holds tomorrow
And I know who holds my hand
Liriknya bikin mleyot, ngingetin kalo ada "tangan lebih kuat" yang ngatur idup gw.
Demikian pembacaan sari berita tidak penting hari ini, selamat malam.
Komentar
Posting Komentar
Hai terimakasih udah blogwalking ke sini. Let me know your opinion here. Cheers :)