|
Monumen Selamat Datang di Maumere |
Beruntung sekali saya mendapatkan kesempatan mengunjungi Kupang dan Alor Kecil ketika libur Idul Fitri beberapa saat yang lalu. Dalam hati saya berjanji, sekali lagi saya akan menginjakkan kaki di tanah Nusa Tenggara Timur. Gak nyangka, tiga bulan kemudian, saya takjub! Sebuah keputusan besar yang saya ambil sebulan sebelumnya : berhenti bekerja untuk mengambil jeda waktu istirahat karena jenuh, membawa saya kembali seorang diri ke tanah Nusa Tenggara Timur. Sekali lagi, saya menghirup udara kering Nusa Tenggara, tepatnya di Maumere.
|
Mendarat di Frans Seda, Bandara Cuma Punya Satu Conveyor |
Saya mendarat di Maumere setelah perjalanan panjang Jakarta – Surabaya – Denpasar – Maumere. Tujuan utama saya tentunya menyelam karena taman laut Maumere dengar-dengar adalah salah satu yang terindah di Indonesia. Penasaran pula akan retakan Maumere karena tsunami besar di tahun 1992 lampau. Untungnya saya sudah mengontak komunitas diving lokal : Maumere Diving Club (MDC) dan mendapatkan akomodasi sederhana nan membumi di Floressa Homestay. Lokasinya di tengah pusat kota. Sekalipun 8 jam di dalam pesawat tak menyurutkan niat saya untuk langsung berjalan kaki menuju Pelabuhan Maumere.
|
Gak Dirawat, Mungkin Cuma Buat Muda Mudi Malming-an |
|
Bagian Dalam Monumen Tsunami. Udah Gitu Aja. |
MONUMEN TSUNAMI
Kota Maumere yang menjadi ibukota Kabupaten Sikka sebenarnya tak begitu luas, tak butuh waktu lama untuk mengelilingi Maumere dengan motor. Di
tengah perjalanan menuju pelabuhan, saya mampir sejenak ke Monumen Tsunami Flores yang terletak 10 menit berjalan kaki dari Floressa Homestay. Tidak banyak
informasi yang bisa saya dapatkan karena sayangnya monumen ini sudah tidak
terawat dengan baik. Luasnya mungkin 800 m2, tak ada papan penjelasan apapun
mengenai tsunami dahsyat 1992. Hanya ornamen ombak tinggi yang menjadi dinding
monumen ini menunjukkan tanda tsunami pernah menyapu habis Pulau Babi di timur
Maumere. Kalo baca di artikelnya tirto ini, Tsunami Flores terjadi di 12 Desember 1992, dipicu gempa 6.8 skala Richter karena pergeseran sesar Flores. Salah satu tujuan diving saya adalah melihat patahan Maumere dari dekat.
PELABUHAN MAUMERE
Tugu Ikan Tuna menjadi penanda Pelabuhan Maumere sudah dekat. Pelabuhan ini penuh dengan hiruk pikuk kapal nelayan yang berlabuh, tak ketinggalan kapal kapal LOB dari Alor yang sedang singgah menambah perbekalan. Datanglah pukul 05.30 pagi dan Anda akan takjub melihat hasil laut Maumere yang berlimpah. Ikan Tuna besar, Ikan tongkol, Ikan Roa dan hasil laut lainnya tumpah ruah menanti berpindah tangan ke pembeli. Konsumsi ikan di Maumere sangat tinggi, bahkan ikan yang baru dipancing pun langsung dibakar di tepi pantai & dimakan dengan pisang. Selesai dari pelabuhan Maumere, saya mampir ke warung nasi membeli nasi kuning dengan ikan roa pedas khas Maumere. Sorenya saya kembali lagi untuk menyaksikan matahari tenggelam pertama di Maumere. Pelabuhan pukul 5 WIT sudah lengang, hanya ada satu dua penduduk yang memancing dari dermaga. Saya duduk termenung, menyerap indahnya sore Maumere dan lengangnya kota Maumere di sore hari. Mungkin inilah suasana hidup yang paling gw inginkan.
|
Tugu Ikan Tuna Maumere |
|
Senja di Pelabuhan Maumere |
|
Ikan Tongkolnya Gede Gede Banget |
|
Ikan Segar Langsung dari Tangkapan Nelayan |
|
Penasaran Dengan Ikan Roa? Di Maumere Banyaaaakkk |
AKUA BAIK VS AKUA JAHAT
Jangan salah, ini bukan perang merk dagang. Kalo beli air mineral di Maumere terutama dari pedagang warung rombong tepi jalan, lihat dengan seksama. Karena ada dua jenis Aqua yang dijajakan. Aqua baik adalah air mineral yang sesungguhnya. Kalo yang ditawarkan adalah Aqua Jahat, inget ini bukan Aqua yang dijampi jampi, tapi botol aqua yang diisi Moke. Moke adalah minuman keras khas Maumere, sejenis cap tikus di Manado atau biasanya disebut Sopi di Alor. Moke ini terbuat dari nira pohon enau yang difermentasi sehinga kadar alkoholnya cukup tinggi. Dua gelas moke putih saja udah sukses bikin kepala saya agak dizzy. Bagi penduduk asli Maumere, Moke adalah minuman kekerabatan dan pemersatu bangsa! Nggak ada acara kumpul kumpul tanpa Moke dan mabuk sampai pagi. Moke juga selalu dinantikan dalam pesta - pesta adat. Ada dua jenis Moke, Moke hitam yang cenderung seperti arak dan Moke Putih, seperti yang ada di dalam akua jahat di bawah. Ketika saya ngumpul dengan teman teman baru dari MDC, anggota kelompok yang paling muda bertugas sebagai pembagi Moke. Setiap orang minimal harus dapat dua gelas kecil Moke, supaya imbang dan nggak goyang katanya. Hahaha...
|
Jangan Salah Ambil Akua Jahat |
Hari pertama di Maumere hampir berakhir, saya kembali ke Floressa, mandi lalu berkemas menyiapkan peralatan untuk diving pertama esok hari.
SMI
Maumere Agustus 2019
Komentar
Posting Komentar
Hai terimakasih udah blogwalking ke sini. Let me know your opinion here. Cheers :)